Wednesday, March 5, 2025

Antara Aku Bapak dan Sekolah

 


Aku ingin merekam apa yang aku ingat antara aku dan bapak ,, 
Seperti layaknya anak perempuan yang menaruh hati untuk pertama kalinya kepada sang Ayah. Sosok lelaki pertama yang aku kenal dan cintanya yang kekal. 

Mengambil dari potongan memori masa itu, 
Sepeda merk phoenix berwarna hijau army kalau kata anak sekarang, dengan boncengan bagian belakang yang tentunya tidak empuk. Rangka yang kokoh terbuat dari besi atau baja, yang tak mudah untuk sekedar diangkat oleh anak berseragam SD. Dengan sadel yang cukup lebar dan empuk sehingga bapak juga nyaman untuk duduk diatasnya. Ada satu yang kusuka adalah bagian loncengnya, sering aku memantiknya dan suara klingnya akan nyaring terdengar.. 😍

Namun sayangnya bagian boncengan belakang yang keras itu membuatku harus berkali-kali merubah posisi dudukku agar tidak pegal. Tapi apakah itu membuatku menyesal untuk dibonceng, tentu tidak.. karena ada rasa bahagia yang semerbak tercium bak bunga mawar yang sedang mekar-mekarnya. Bahagia karena bapak yang memboncengku sampai gerbang depan sekolah. Mungkin tidak setiap hari tapi aku pernah merasakan itu. 

Jarak antara rumah dengan sekolah sekitar 1.3km, yang kalau jalan kaki lumayan juga. Hari itu aku merasa ketakutan untuk pergi kesekolah. Karena ada momen dimana kakak kelas jail yang membuntutiku sampai tau dimana rumahku. Sampai akhirnya bapak pergi untuk mengantar dan menjemputku pulang sekolah. Ahhhhh,, bangganya bisa bareng bapak sepanjang 2.6km. 

Perjalanan kami melewati hamparan sawah yang ditumbuhi tanaman padi. Sejuk embunnya dan cahaya matahari dari arah timur menambah hangatnya perjalanan kami. Burung-burung kecil mencoba mencicipi padi yang sudah mulai terisi, merunduk dan menguning. Petani mulai menggoyangkan orang-orangan sawah untuk membuat suara dari kaleng bekas susu kental manis yang saling berbenturan. Seketika burung berterbangan untuk pergi dan mencari tempat lain. 

Jalanan masih belum sepenuhnya aspal, ada beberapa lubang dan bergeronjal dengan batu-batu kecil. Tubuhku mengikuti liak-liuknya sepeda yang dikayuh bapak. Yang kulihat saat itu adalah seorang Ayah yang sedang menyelamatkan putri kecilnya dari para perompak, siap untuk menjadi tameng saat ada aral lintang yang menghadang. Aaaaahh ,,, pahlawanku, bapakku heroik, bapakku menjadi sumber keberanianku untuk kembali ke gerbang pintu sekolah. 

Bapakku memang cakep, hidungnya mancung dan senyumnya adem bener dah ,, tapi aku tak ingat sama sekali sepanjang jalan aku ngobrol apa ya? 😬 Dengan usia bapak yang sudah pensiun ini tak menghentikan kayuhannya untuk mengantar dan menjemputku. Iya benar, bapak sudah pensiun sejak aku masih SD. Ketika jemput, bapak dikira simbahku 😂

Setiap penerimaan raport aku selalu harap-harap cemas, menunggu di balik tembok belakang sekolah untuk menunggu bapak datang. Sampai jam 9 bapak tak kunjung datang untuk bisa mengambil hasil belajarku satu caturwulan. Iya,,, CAWU kependekan dari caturwulan, karena terima raport dulu dilakukan setiap 4 bulan sekali. 

Ketika dari tembok belakang sekolah sudah terlihat bapak mengayuh sepeda ayem rasanya, akhirnya aku bisa melihat berapa resume nilai yang aku dapat selama 4 bulan ini. Ada rasa deg-degan juga andai jika kalau ternyata nilaiku tidak sebaik yang aku harapkan 😁 .. Tapi berapapun nilaiku jika bagus aku mendapat pujian dari bapak, namun jika ternyata hasilnya tidak bagus bapak tetap tidak marah. Huhuhuhu,,, aku suka kalau bapak yang ngambil, karena akan begitu polanya, bagus dipuji kalau jelek tidak dimarahi dan satu lagi bapak tidak pernah membanding-bandingkan aku dengan prestasi temanku yang lain. Ternyata bapakku sudah menerapkan gentle parenting sejak dulu ya wkwkw,, kalau dulu ada media sosial, pasti bapak sudah membuat konten dengan niche parenting 😅

Ahh.. ternyata tidak banyak yang aku terjemahkan dari memori antara aku, bapak dan sekolah. Sependek apa itu ingatanku, tapi aku yakin banyak hal lebih yang sudah bapak berikan ke aku dan apa yang aku terima.

Bapak,, yang tenang disana ya.. Saat ini sudah ada suamiku yang menjagaku, sudah ada sosok heroik yang menggantikanmu saat kau tidak ada di dunia ini. Bapak... dalam setiap sujud dan doaku akan ada namamu yang aku gemakan kepada sang Kholik untuk bisa menembus langit. See u when i see u ,,, 

#penulissubuh

0 comments:

Post a Comment

 

Instagram @pujiariningsih

back 2 right way Template by Ipietoon Cute Blog Design